Satu lagi prestasi mengharumkan diukir oleh
mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman di kancah internasional. Enam
mahasiswa UNSOED mengikuti 3 acara internasional untuk memenuhi undangan
yaitu mengikuti simulasi sidang terbesar PBB, World Model United
Nations pada tanggal 18 hingga 22 Maret, 2013. Selain menjadi diplomat
dalam simulasi sidang PBB, mereka juga terlibat dalam kegiatan sosial
bertema Social Venture Challenge serta Global Village Event.
Mereka mendapat undangan resmi setelah essay bahasa inggris mengenai
pengetahuan seputar isu-isu internasional di tahun 2012 lalu, lolos
tahap seleksi. Acara yang akan melibatkan kurang lebih 2000 peserta atau
delegasi dari 80 negara di seluruh dunia ini akan diselenggarakan di
salah satu gedung ternama Australia, Melbourne Convention and Exhibition
Center.
Simulasi sidang yang diselenggarakan atas kolaborasi antara Monash University, RMIT University dan Harvard Host Directorate ini,
selain akan menjadikan konferensi sidang sebagai suatu kompetisi
berdiplomasi yang dikelompokan menjadi beberapa kategori pemenang
seperti The best delegate, The most outstanding delegate, The Honorable Mentions dan
lain sebagainya, juga akan mengangkat isu-isu sosial lain untuk
menantang kontribusi para delegasi dalam bidang pemberdayaan masyarakat,
terutama di negaranya sendiri dalam program Social Venture Challenge.
Delegasi UNSOED yang terdiri atas Yeni Mujiatin (Ilmu Komunikasi,
FISIP), Titis Panularsih (Ekonomi), Fachrul Sidiq (Sastra Inggris,
FISIP), Nizar Zulfikar (Ekonomi), Riezki Diah Setyana (Sastra Inggris,
FISIP), dan Andhita Yedi Pramanik (Sastra Inggris, FISIP) telah
menyusun dan mengirimkan konsep proyek sosial tersebut berjudul “Migrant Labour Empowerment.” Social Venture Challenge merupakan sebuah project sosial yang di dukung oleh Resolution Project, sebuah NGO yang peduli akan pengembangan masyarakat.
Migrant Labour Empowerment secara umum mencoba untuk lebih
mengangkat isu pengembangan potensi para TKI (Tenaga Kerja Indonesia),
terutama dalam bidang bahasa Inggris dengan melibatkan peran mahasiswa.
Tujuannya adalah agar mereka mampu menciptakan lapangan kerja sendiri
dan ke depannya diharapkan juga dapat melakukannya untuk orang lain.
Program sosial yang akan bekerjasama dengan “Seruni”, paguyuban yang
peduli dengan masalah-masalah TKI di Banyumas dan LPPM, khususnya bidang
Gender dan Pemberdayaan Masyarakat UNSOED ini juga sebagai wujud
partisipasi UNSOED yang sangat peduli terhadap masalah-masalah sosial.
Dalam rangka memaksimalkan program Migrant Labour Empowerment,
delegasi UNSOED juga akan memberdayakan fungsi website sebagai media
promosi yang bertujuan untuk mengenalkan dan meningkatkan jumlah anggota
Seruni, meningkatkan jumlah partisipasi masyarakat melalui
pendapat-pendapat yang membangun, serta diharapkan dapat memudahkan
akses untuk mempromosikan anggota yang berpotensi kepada lapangan
pekerjaan tertentu. Tim dari UNSOED berhasil masuk ke dalam 12 besar project yang kemudian berkesempatan menampilkannya di depan judges dan panelist. Tim UNSOED merupakan satu-satunya dari Indonesia yang berhasil mempresentasikan projectnya.


Keanekaragaman World Model United Nations semakin terasa saat para delegasi ditantang untuk mengadakan pameran budaya dari negara masing-masing dalam acara Global Village.
Enam delegasi UNSOED telah mempersiapkannya dengan baik dengan
bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Olahraga Banyumas, terutama di
bidang Pariwisata untuk menampilkan beberapa kebudayaan lokal seperti
batik, kebaya, wayang, makanan khas, video tarian tradisional, dan lain
sebagainya. Atas inisiatif mereka, deskripsi beberapa budaya lokal
Banyumas juga akan diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dan di
kompilasikan dalam bentuk buku untuk dibagikan ke beberapa peserta dari
mancanegara. Dengan adanya acara ini diharapkan masing-masing delegasi
dapat saling mengenalkan budayanya sehingga menambah wawasan serta
mendukung upaya peningkatan jumlah wisatawan tiap negara. Maju Terus
Pantang Menyerah!